Jumat, 15 Maret 2019

Fakta Menarik Struktur Jembatan



~Pengertian Jembatan
Jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan route transfortasi melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain. Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan saluran pembuangan.

1. Syarat Jembatan  
Pemilihan jembatan sangat penting dalam prakontruksi jembatan akan dibangun, hal ini bertujuan agar sesuai dengan medan yang ada dilapangan serta mendapatkan jembatan yang kokoh serta dapat menunjang fungsi dari jembatan itu sendiri. Kemudian, selain itu dibutuhkan kelayakan pada pondasi yang akan dipasang nanti seperti kondisi tanah, hirolika, serta komponen – komponen yang layak dipakai untuk penunjang jembatan

~Pokok-pokok perencanaan(design objectives) :
Struktur jembatan yang berfungsi paling tepat untuik suatu lokasi tertentu adalah yang paling baik memenuhi pokok-pokok perencanaanjembatan yangmeliputi:
a) Kekuatan dan stabilitas struktur (structural safety);
b) Keawetan dan kelayakan jangka panjang(durability);
c) Kemudahan pemeriksaan (inspectability);
d) Kemudahan pemeliharaan (maintainability);
e) Kenyamanan bagi pengguna jembatan(rideability);
f) Ekonomis;
g) Kemudahan pelaksanaan;
h) Estetika;
i) Dampak lingkungan pada tingkat yang wajar dan cenderung minimal.

2. Peraturan-peraturan yang legal pada jembatan
a. SNI 03-1725-1989, Pedoman perencanaan pembebanan jembatan jalan raya.
b. SNI 2838:2008, Standar perencanaan ketahanan gempa untuk jembatan.
c. SNI 03-2850-1992, Tata cara pemasangan utilitas di jalan.
d. RSNI T-12-2004, Standar perencanaan struktur beton untuk jembatan.
e. RSNI T-02-2005, Standar pembebanan untuk jembatan.
f.  RSNI T-03-2005, Standar perencanaan struktur baja untuk jembatan.
g. SNI 1725-2016 Pembebanan Jembatan
h. SNI 6747-2002 Tata cara perencanaan teknis pondasi tiang untuk jembatan

3. Bagian-bagian pada jembatan








4. Bentuk-bentuk jembatan




















Pengelompokan jembatan berdasarkan tipe konstruksinya
a. Jembatan alang (Beam Bridge)

Struktur jembatan yang sangat sederhana dimana jembatan hanya berupa balok horizontal yang disangga oleh tiang penopang pada kedua pangkalnya. Panjang sebuah balok pada jembatan alang biasanya tidak melebihi 250 kaki (76 m). Karena, semakin panjang balok  jembatan, maka akan semakin lemah kekuatan dari jembatan ini. Oleh karena itu, struktur jembatan ini sudah jarang digunakan sekarang kecuali untuk jarak yang dekat saja.

b. Jembatan Penyangga (Cantilever Bridge)

Berbeda dengan jembatan alang, struktur jembatan penyangga berupa balok horizontal yang disangga oleh tiang penopang hanya pada salah satu pangkalnya. Pembangunan jembatan penyangga membutuhkan lebih banyak bahan dibanding jembatan alang. Jembatan penyangga biasanya digunakan untuk mengatasi masalah pembuatan jembatan apabila keadaan tidak memungkinkan untuk menahan beban jembatan dari bawah sewaktu proses pembuatan.

c. Jembatan Lengkung (Arch Bridge)

Jembatan lengkung memiliki dinding tumpuan pada setiap ujungnya. Jembatan lengkung yang paling awal diketahui dibangun oleh masyarakat Yunani, contohnya adalah Jembatan Arkadiko. Beban dari jembatan akan mendorong dinding tumpuan pada kedua sisinya. Dubai, Uni Emirat Arab saat ini sedang membangun Sheikh Rashid bin Saeed Crossing.

d. Jembatan Gantung (Suspension Bridge)

Dahulu, jembatan gantung yang paling awal digantungkan dengan menggunakan tali atau dengan potongan bambu. Jembatan gantung modern digantungkan dengan menggunakan kabel baja. Pada jembatan gantung modern, kabel menggantung dari menara jembatan kemudian melekat pada caisson (alat berbentuk peti terbalik yang digunakan untuk menambatkan kabel di dalam air) atau cofferdam (ruangan di air yang dikeringkan untuk pembangunan dasar jembatan). Caisson atau cofferdam akan ditanamkan jauh ke dalam lantai danau atau sungai.

e. Jembatan Kerangka (Truss Bridge)

Jembatan kerangka adalah salah satu jenis tertua dari struktur jembatan modern. Jembatan kerangka dibuat dengan menyusun tiang-tiang jembatan membentuk kisi-kisi agar setiap tiang hanya menampung sebagian berat struktur jembatan tersebut. Kelebihan sebuah jembatan kerangka dibandingkan dengan jenis jembatan lainnya adalah biaya pembuatannya yang lebih ekonomis karena penggunaan bahan yang lebih efisien.
f. Jembatan Bergerak (Moveable Bridge)

Jembatan bisa pindah adalah jembatan yang biasanya terletak di sungai atau selat di mana di bagian tengah jembatan bisa bergerak atau diangkat karena bisa digunakan untuk lalu lalang kapal-kapal besar yang melewati sungai atau selat.


5. Beban-beban yang bekerja pada dalam struktur jembatan

1. Beban Primer
    Beban primer merupakan beban utama dalam perhitungan tegangan pada setiap perencanaan jembatan, yang terdiri dari: beban mati, beban hidup, beban kejut dan gaya akibat tekanan tanah.

2. Beban Sekunder
    Beban sekunder adalah beban yang merupakan beban sementara yang selalu diperhitungkan dalam penghitungan tegangan pada setiap perencanaan jembatan. Beban sekunder terdiri dari:
   a. Beban angin
   b. Gaya akibat perbedaan suhu
   c. Gaya rangkak dan susut
   d. Gaya rem dan traksi
   f. Gaya akibat gempa
   g. Gaya gesejab pada tumpuan bergerak

3. Beban Khusus
    Beban khusus yaitu beban-beban yang khususnya bekerja atau berpengaruh terhadap suatu struktur jembatan. Misalnya: gaya sentirfugal, gaya gesekan pada tumpuan, beban selama pelaksanaan pekerjaan struktur jembatan, gaya akibat tumbukan benda-benda yang hanyut dibawa oleh aliran sungai.


Nama            : Dimas Ramdhani Susilo
NPM             : 12316059
Kelas             : 3TA03
Nama Dosen : I KADEK BAGUS WIDANA PUTRA

Hyperlink     : https://www.gunadarma.ac.id/
                      https://ftsp.gunadarma.ac.id/sipil/