Sabtu, 17 Desember 2016

Jembatan Penyeberangan (Daerah Jalan Tol CIJAGO)

Jembatan Penyeberangan Umum 

Seperti yang kita ketahui bahwa pengertian JPU (Jembatan Penyeberangan Umum) merupakan fasilitas yang sangat penting untuk menyeberang jalan raya yang biasa dipakai oleh pejalan kaki dan kendaraan beroda dua , khususnya di jalan tol karena jalan tol memotong jalan yang biasanya dipakai oleh warga sekitar.

JPU itu sendiri merupakan fasilitas yang biasa dipakai dijalan tol ataupun jalan raya besar, yang memudahkan berpindah tempat dari tempat satu ke yang lainnya. Pengertian JPU lainnya yaitu jalan yang tidak sebidang yang dikhususkan untuk menghindari daerah jalan raya itu sendiri yang merupakan fasilitas yang efisien agar para warga sekitar bisa menyeberang dengan aman dan selamat.

Jalan tol dan jembatan ini juga sudah berlangsung sejak tahun 2012 dan sampai sekarang masih dalam tahap penyelesaian, bisa dilihat juga disana para pekerja sedang melakukan pekerjaanya dan akan memasuki tahap di akhir tahun 2017, yang dimaksudkan adalah Jalan Tol Penyeberangan Jembatan CIJAGO (Cinere – Jagorawi)


Berikut merupakan hasil wawancara dengan mandor disana :


Manfaat
Manfaat jembatan itu sendiri yah untuk fasilitas warga disekitar sini, seperti kendaraan beroda 2, kendaraan roda 4 (sedan), dan orang yang melintas. Selain itu, jembatan didaerah sini untuk memudahkan para mahasiswa disini karena jarak yang lumayan untuk ke kampus. Jadi, tidak usah repot untuk mencari jalan yang susah serta macet.


Kerugian
Kerugian itu sendiri yah warga yang menanam hasil tanamannya seperti buah – buahan dan sayuran harus pindah karena jalan dikerok (ditata ulang) untuk jalan tol serta jembatan, warga sekitar sini harus pindah juga namun mendapatkan kompensasi uang ganti rugi dari pemerintah.


Jumlah Pekerja
Untuk pembangunan satu JPU ini dibutuhkan sekitar 10-15 orang untuk menyelesaikannya (yang saya liat waktu itu sekitar 11), terdiri dari pekerja serta pengawas untuk proses pembangunan.


Lahan
Dulunya ini kebun yang luas dan juga ada pemukiman warga yaitu rumah, namun oleh pemerintah dialihfungsikan untuk dibangun jalan tol dan jembatan penyeberangan.


Lama Pengerjaan
Untuk lama pengerjaan ini sudah berlangsung sejak tahun 2012, berarti sudah 4 tahun untuk pengerjaan dikarenakan ada delay dari pihak pengelola dan untuk jembatan ini sendiri dibutuhkan waktu 2-4 bulan.


Berikut beberapa foto yang diambil dari sana :























Source : 1

Minggu, 30 Oktober 2016

Teknologi Untuk Rakyat

Teknologi Drainase Pencegah Banjir

Lepas kehidupan kita sehari – hari pasti tidak lepas dengan namanya teknologi, ya jelas sekali bahwa yang kita lakukan sehari – hari berhubungan dengan hal tersebut. Teknologi itu sendiri membawa dampak yang baik dan kadang bisa buruk jika yang memakai teknologi tersebut tidak benar – benar menggunakannya. Seperti di desa – desa yang masih kurang akan teknologi, karena dampak teknologi itu sendiri sangat besar bagi sebuah pemukiman khususnya di daerah pedesaan.
Purworejo, itulah kota kelahiran ibuku. Disana memang tidak sebagus kota – kota seperi Jakarta ataupun kota yang lainnya, bahkan sepertinya orang tidak terlalu kenal dengan nama tersebut. Jika kita ingin ke daerah Yogyakarta kita harus melewati Kabupaten Purworejo, karena merupakan akses yang mudah serta cepat untuk sampai kesana.

Kota ini memiliki nuansa tersendiri seperti alun – alun di pusat kota yang menjadi panorama atau daya tarik yang melewati kota ini. Tetapi yang sangat disayangkan yaitu tempat yang kurang tertata baik dan hal tersebut ada di Desa Krendetan, Kecamatan Bagelen, Purworejo.


Gagasan yang ingin saya ungkapkan dan mewujudkannya yaitu tentang sistem drainase, dimana pada waktu itu saya melihat berita di tv bahwa keadaan disana cukup parah karena banjir yang melanda desa tersebut. Bahkan warga sana menyebutkan banjir sampai sedada orang dewasa, hal itu sungguh sangat memperihatinkan apalagi dampak banjir tak hanya buruk bagi warga. Bahkan, bisa menyebabkan berbagai penyakit.








Gambar diatas merupakan salah satu banjir yang melanda Desa Krendetan, oleh karena itu saya ingin mewujudkan ide yang setidaknya bermanfaat untuk warga – warga disana, dan salah satunya yaitu drainase. Sistem ini bertujuan untuk menyerap air diatas tanah sehingga air tidak tergenang dan dapat mengalir sehingga tidak menyebabkan banjir. Negara yang sudah menerapkan hal ini yakni jepang, warga jepang dulu pernah mendapatkan musibah banjir yang sangat besar. Oleh karena itu, warga jepang disana memikirkan cara untuk meminilisir banjir yang sewaktu – waktu terjadi dan mereka menemukan cara yaitu sistem drainase  





Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan drainase permukaan antara lain:

  1.  Plot rute jalan pada peta topografi
Plot rute ini untuk mengetahui gambaran/kondisi topografi sepanjang trase jalan yang akan direncakanan sehingga dapat membantu dalam menentukan bentuk dan kemiringan yang akan mempengaruhi pola aliran.
  
2.  Inventarisasi data bangunan drainase.
Data ini digunakan untuk perencanaan sistem drainase jalan tidak menggangu sistem drainase yang sudah ada.

  3.  Panjang segmen saluran
Dalam menentukan panjang segmen saluran berdasarkan pada kemiringan rute jalan dan ada tidaknya tempat buangan air seperti sungai, waduk dan lain-lain.

  4.  Luas daerah layanan
Digunakan untuk memperkirakan daya tampung terhadap curah hujan atau untuk memperkirakan volume limpasan permukaan yang akan ditampung saluran. Luasan ini meliputi luas setengah badan jalan, luas bahu jalan dan luas daerah disekitarnya untuk daerah perkotaan kurang lebih 10 m sedang untuk luar kota tergantung topografi daerah tersebut.

  5.  Koefisien pengaliran
Angka ini dipengaruhi oleh kondisi tata guna lahan pada daerah layanan. Koefisien pengaliran akan mempengaruhi debit yang mengalir sehingga dapat diperkirakan daya tampung saluran. Oleh karena itu diperlukan peta topografi dan survey lapangan.

  6.  Faktor limpasan
Merupakan faktor/angka yang dikalikan dengan koefisien runoff, biasanya dengan tujuan supaya kinerja saluran tidak melebihi kapasitasnya akibat daerah pengaliran yang terlalu luas.

  7.  Waktu konsentrasi
Yaitu waktu terpanjang yang diperlukan untuk seluruh daerah layanan dalam menyalurkan aliran air secara simultan (runoff) setelah melewati titik-titik tertentu.

  8.  Analisa hidrologi dan debit aliran air

Menganalisa data curah hujan harian maksimum dalam satu tahun (diperoleh dari BMG)  dengan periode ulang sesuai dengan peruntukannya (saluran drainase diambil 5 tahun) untuk mengetahui intensitas curah hujan supaya  dapat menghitung debit aliran air.


Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permkaantanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir.

Kegunaan saluran drainase antara lain :
1. Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah.
2. Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.
3. Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.

4. Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana banjir




Diatas merupakan produk drainase yang sudah jadi, dan sistem tersebut sudah ada di negara luar dan di negeri tercinta kita ini masih kurang ada perhatian dari rakyat ataupun pemerintah. Semoga dengan saya memposting ini rakyat menjadi sadar akan sistem ini dan meminimalisir banjir yang akan dating lain waktu. Semoga rakyat dan pemerintah disana bias berkerja sama agar mendapatkan keamanan dan kenyaman di sana.

Link 1
Link 2
Link 3
Link 4

Jumat, 30 September 2016

Pengaruh Kebudayaan Hindu - Budha, Islam dan Kebudayaan Barat di Indonesia


Pengaruh Kebudayaan Hindu – Budha, Islam, dan Kebudayaan Barat


Pengaruh Kebudayaan Hindu – Budha sudah terjadi di Indonesia pada abad 5 M, tetapi berkembang pesat pada abat 13 M dan kita masih bisa melihat kebudayaan Hindu – Budha di negeri Indonesia hingga sekarang. Mulai dari candi – candi yang berdiri megah seperti Candi Borobudur, serta Candi Prambanan yang sangat indah dan juga menawan.

Pengaruh Kebudayaan ini juga membuat negeri kita ini memiliki bermacam – macam alkulturasi budaya yang sangat beragam serta membuat kita bangga akan budaya – budaya di nusantara yang membuat kagum negara luar.

Pengaruh Kebudayaan ini juga mengantar rakyat indonesia yang dulu masih primitif serta tak mengenal tulisan, pada waktu itu juga rakyat indonesia diajarkan bahasa dan huruf oleh orang asing yang membawa kebudayaan Hindu – Budha waktu itu.



HINDU

Agama Hindu pertama kali masuk ke Bangsa Arya pada tahun 1500 SM. Masuknya Bangsa Arya ini ke India membawa dampak yang sangat besar dalam tata kehidupan disana, karena perubahan ini terjadi karena Bangsa Arya mengadakan integrasi budaya dengan penduduk asli India dan melahirkan agama Hindu

Uniknya Agama Hindu juga tak terlepas dari tuhan yang begitu banyak tak hanya satu, tidak seperti agama yang lain yang memiliki satu tuhan yang esa. Berbeda dengan yang lain agama Hindu memiliki banyak tuhan/dewa sehingga konsep tersebut lahir dari berbagai tradisi.

Perkembangan Agama Hindu di Indonesia terjadi sejak abad pertama, dengan 4 teori yang dikemukakan :

1.Teori Kshatria (perang)
2.Teori Vaishy (perkawinan)
3.Teori Brahmana (persebaran melalui seorang tokoh)
4.Teori Bhumiputra (pribumi memilih agama ini karena perjalanan Hindustan)



BUDHA

Para Ilmuwan berpendapat bahwa agama Budha lahir pada penelitian seperti peninggalan sejarah, benda / artifak kuno, cerita – cerita kuno, dan kitab masa lampau pada abad ke-6 SM di Nepal. Orang yang pertama kali memperkenalkan agama ini bernama Siddharta Gautama. Agama ini juga lahir dari percampuran budaya Yunani, Asia Tengah, Asia Timur, dan Asia Tenggara.

Agama Budha mencapai kejayaannya pada zaman pemerintahan Raja Ashoka yang pada saat itu menetapkan agama Budha sebagai agama resmi negara pada saat itu. Seiring berjalannya waktu yakni 100 tahun setelah kematian Sang Budha pertama, agama ini terpecah menjadi 2 aliran, yaitu :

1. Aliran Budha Hinayana
Aliran ini bersifat tertutup, dalam arti aliran ini berpendapat bahwa setiap manusia hanya dapat mengejar pembebasan dari samsara hanya untuk dirinya sendiri (Individu)

2. Aliran Budha Mahayana
Aliran ini bersifat terbuka, dalam arti bahwa setiap umat manusia berhak menjadi seorang Budha sehingga pengaruhnya tak hanya membebaskan untuk dirinya sendiri dan orang lain dari samsara (kesengsaraan)

Untuk semua aliran agama Budha, baik dari aliran Mahayana ataupun Hinayana berpegang teguh pada kitab Tripitaka sebagai kitab suci umat Budha. Kitab ini sendiri terbagi menjadi 3 buku, yaitu:

1.Sutta-Pitaka yang berisi khotbah sang Budha

2.Vinaya-Pitaka yang berisi aturan serta tata tertib untuk para biksu

3.Abhidhamma-Pitaka yang berisi ajaran hukum metafisik dan psikologik

Kita sebagai rakyat Indonesia pastinya tahu hari – hari besar keagamaan. Namun, yang kita tahu bahwa hari keagamaan Budha hanya Hari raya Waisak saja. Padahal agama Budha itu sendiri mempunyai hari besar lainnya yaitu Hari Raya Waisak, Asadha, Kathina, dan Magha Puja

Masuknya Agama Hindu – Budha yang membuat perubahan pada kehidupan di Indonesia

1. Agama

Pengaruh budaya Hindu – Budha yang pertama yaitu keyakinan atau agama, dan pengaruh Hindu – Budha yang paling kentara atau menonjol yaitu agama dan kepercayaan. Indonesia dikenal sebagai sebuah negara yang masih percaya akan animisme dan animisme yaitu hal – hal yang ghaib. Tetapi hal itu sirna atau pudar sejak masuknya ajaran Hindu – Budha ini yang mengubah cara pikir serta pandang rakyat Indonesia pada waktu itu yang masih percaya akan animisme dan dinamisme. Ajaran Hindu – Budha pertama dikenalkan oleh orang asing atau luar dengan latar pedagang dan pendeta, kepercayaan rakyat terhadap animisme dan dinamisme hasilnya terjadi akulturasi dengan ajaran agama Hindu – Budha ini. Tentu saja hal ini mengubah kebudayaan Indonesia dalam hal beragama, seperti upacara pemujaan, tempat peribadahan serta tata krama terhadap sesama.

2. Pemerintahan dan Politik





Seperti halnya negara – negara lain, rakyat tak bisa lepas dari hubungan manusia itu sendiri dan sebuah negara atau kerajaan membutuhkan pemerintahan dan politik untuk mengatur itu semua. Hindu – Budha memperkenalkan sistem ini oleh orang India dan membuat seluruh lapisan masyarakat yang dulu hidup tunggal dan ada yang berkelompok kecil sekarang membentuk sebuah kekuasaan yang lebih besar dengan pemimpin tunggal yang bisa disebut raja. Raja ini tak sembarangan orang dipilihnya, raja tersebut harus merupakan keturunan dewa atau raja itu sendiri untuk bisa mewariskan tahta kepada keturunan selanjutnya. Pengaruh tersebut membuat negara Indonesia mempunyai banyak kerajaan seperti Sriwijaya, Majapahit, Kutai, dan sebagainya.


3. Bahasa



Negara Indonesia awalnya tidak menggunakan bahasa untuk berkomunikasi waktu itu hanya dengan menggunakan isyarat atau bahasa tubuh, namun dengan datangnya pengaruh Hindu – Buddha ini akhirnya negara Indonesia mulai mengenal tulisan dan bahasa. Huruf pallawa dan bahasa sansekerta yang digunakan oleh kerajaan-kerajaan waktu itu berkembang pesat, terbukti dengan ditemukannya prasasti – prasasti di nusantara, seperti prasasti tugu, pasir dan lain – lain.

4. Bangunan
Banyak sekali bangunan – banguna bersejarah di Nusantara ini peninggalan agama Hindu – Budha. Tradisi Megalithikum yaitu punden berudak-undak yang menjadi peninggalan nenek moyang bangsa indonesia di masa lampau beralkulturasi dengan ilmu arsitektur (seni bangunan) India pada bersebaran agama Hindu – Budha di Indonesia. Contoh nyata arsitektur tersebut tak lain adalah Candi Borobudur yang berbentuk seperti bukit dan berundak-undak.

5. Sastra

Berkembangnya Sastra di Nusantara berkembang cukup pesat. Seperti karya sastra yaitu kitab Ramayana dan Mahabarata yang telah memperkaya dalam pewayangan di Indonesia. Adanya kedua kitab tersebut memacu para pujangga nusantara untuk lebih giat dan semangat dalam membuat hasil karyanya sendiri. Adapun hasil karya – karya sastra selain dua kitab tersebut yaitu Kitab Arjunawiwaha karya Mpu Kanwa, Kitab Sotasoma karya Mpu Tantular, serta kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca.


ISLAM

Islam pertama kali masuk ke Indonesia pada abat ke-7, serta mulai berkembang pada abat ke-17 sejak runtuhnya kerajaan – kerajaan hindu di Indonesia. Agama Islam datang dari hujarat Arab yakni pedagang, karena Indonesia merupakan negara yang sering dijadikan jalur para pedagang pada masa itu.

Agama Islam juga mudah masuk ke Indonesia karena syarat – syaratnya yang sangat mudah dan tidak ada sistem kasta yang membeda – bedakan sesama pemeluk agama, sehingga banyak rakyat Indonesia yang tertarik untuk memeluk agama Islam ini.

Sampai saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-2 dunia sebagai pemeluk agama Islam terbesar sekitar 85 persen dari penduduk total saat ini. Dengan perkembangan tersebut, agama Islam juga beralkulturasi dengan budaya Indonesia serta agama Hindu – Budha juga yang tersebar di Indonesia.





 1. Seni Bangunan

Masjid
Dilihat dari segi arsitektuknya, masjid-masjid kuno di Indonesia menampakan gaya arsitektur asli Indonesia dengan ciri-ciri sebagai
berikut :

a) Atapnya bertingkat/tumpang dan ada puncaknya (mustaka).
b) Pondasinya kuat dan agak tinggi.
c) Ada serambi di depan atau di samping.
d) Ada kolam/parit di bagian depan atau samping.

Gaya arsitektur bangunan yang mendapat pengaruh Islam ialah sebagai berikut:
a) hiasan kaligrafi;
b) kubah;
c) bentuk masjid.

Makam
Makam khususnya untuk para raja bentuknya seperti istana disamakan dengan orangnya yang dilengkapi dengan keluarga, pembesar, dan pengiring terdekat. Budaya asli Indonesia terlihat pada gugusan cungkup yang dikelompokkan menurut hubungan keluarga. Pengaruh budaya Islam terlihat pada huruf dan bahasa Arab, misalnya Makam Puteri Suwari di Leran (Gresik) dan Makam Sendang Dhuwur di atas bukit (Tuban).

2. Seni Rupa dan Aksara

Akulturasi bidang seni rupa terlihat pada seni kaligrafi atau seni khot, yaitu seni yang memadukan antara seni lukis dan seni ukir dengan menggunakan huruf Arab yang indah dan penulisannya bersumber pada ayat-ayat suci Al Qur'an dan Hadit. Adapun fungsi seni kaligrafi adalah untuk motif batik, hiasan pada masjid-masjid, keramik, keris, nisan, hiasan pada mimbar dan sebagainya.

3. Sistem Pemerintahan

Pada zaman hindu pusat kekuasaan masih pada raja dan merupakan titisan dewa. Dari hal tersebut muncul “dewa raja” yang merupakan perkataan raja adalah selalu benar. Islam juga demikian hanya saja terdapat perbedaan bahwa raja tetap tunggal yang dianggap sebagai khalifah, dan perintahnya mutlak

4. Seni Sastra

Seni sastra Indonesia di zaman Islam banyak terpengaruh dari sastra Persia. Di Sumatra, misalmya menghasilkan karya sastra yang berisi pedoman-pedoman hidup, seperti cerita Amir Hamzah, Bayan Budiman dan 1001 Malam.

Di samping itu juga mendapat pengaruh Hindu, seperti Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Sri Rama. Cerita Panji pada zaman Kediri (Hindu) muncul lagi dalam bentuk Islam, seperti Hikayat Panji Semirang. Hasil seni yang dihasilkan, antara lain sebagai berikut :

1.Suluk, yaitu kitab yang membentangkan ajaran tasawuf. Contohnya ialah Suluk Wujil, Suluk Sukarsa, dan Suluk Malang Sumirang. Karya sastra yang dekat dengan suluk ialah primbon yang isinya bercorak kegaiban dan ramalan penentuan hari baik dan buruk, pemberian makna kepada sesuatu kejadian dan sebagainya.

2.Hikayat, yakni saduran cerita wayang.

3.Babad, ialah hikayat yang berisi sejarah. Misalnya Babad Tanah Jawi isinya sejarah Pulau Jawa, Babad Giyanti tentang pembagian Mataram menjadi Surakarta dan Yogyakarta dan sebagainya.




  
Budaya Barat

Budaya Barat, dari asal katanya berasal dari daratan eropa. Banyak sekali dampak yang kita terima terutama negara berkembang seperti Indonesia ini. Budaya Barat juga berpengaruh terhadap sikap serta moral yang sudah hampir hilang dikarenakan hal tersebut, karena banyak sekali dampak-dampak yang berakibat terhadap kaum – kaum anak muda.

Tidak lepas dari itu juga, budaya barat bisa menjadi pola pembelajaran untuk negara berkembang seperti Indonesia ini, dari mulai teknologi serta pendidikan yang jauh berbeda antara daratan Eropa dengan daratan Asia. Namun, hal tersebut tak lepas dari diri kita masing – masing bisa menyikapi serta mengambil sisi baik dari budaya tersebut, jangan sampai kita terlalu larut dalam budaya tersebut karena kita bisa saja kehilangan arah serta tujuan karena terlalu menyerap kebudayaan tersebut.




Dampak Positif

1.Pola pikir masyarakat yang lebih modern
2.Perkembangan teknologi serta pengetahuan yang dapat memberi informasi dari luar
3.Terciptanya lapangan pekerjaan yang baru serta meningkatkan tarif hidup masyarakat Indonesia
4.Berkembangnya ilmu kesehatan sehingga berdampak pada kesehatan masyarakat
5.dapat memperkenalkan serta memperkaya keragaman budaya Indonesia kepada dunia jika dimanfaatkan dengan baik

Dampak Negatif

1.Pola pikir yang sudah individualis
2.Pola Hidup Konsumtif
3.Gaya hidup terlalu modern (kebarat-baratan)
4.Pola Hidup bermewah – mewahan

5.Dengannya masuk kebudayaan luar, budaya lokal terancam akan hilang karena dapat melemahkan budaya bangsa dan masyarakat yang sudah mulai malas untuk mengembangkan budayanya sendiri

SUMBER :